LKCDOMPETDHUAFA.ORG, PARUNG - Di sebuah dunia di mana melodi tercipta melalui getaran dan detak hati, ada seorang anak perempuan berusia 10 tahun, Nuri Maulida namanya. Ia merupakan anak kedua dari Bapak Awang dan Ibu Imas. Imas menyadari anaknya ada gangguan pendengaran ketika berusia 3 tahun, Imas menanam kecurigaan sewaktu tangis buah hatinya berbeda dengan yang lain, ia berkata "saat itu suara tangisannya tidak sama kaya anak yang lain, seperti bergumam, tidak bersuara, tapi air matanya keluar".
Semenjak itu, Imas dan Awang berinisiaif melatih respon Nuri, belajar berbicara, memanggil nama, mengajak ngobrol dan segala cara dilakukan demi memastikan satu hal, bahwa anaknya bisa mendengar. Hari demi hari, bulan demi bulan, sampai tak terasa Nuri menginjak usia 4 tahun, semua upaya tak membuahkan hasil, responnya tidak seperti yang diharapkan.
Pada akhirnya saat Nuri menginjak usia 5 tahun, orang tuanya berinisiatif untuk berobat dan konsultasi ke Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) serta melakukan pengobatan terapi medis. Hasil pemeriksaan medis yakni tidak ditemukan gangguan di gendang telinga dan bagian dalam telinga.
Selain berobat medis, orang tua dan keluarga Nuri berikhtiar dengan mencoba pengobatan alternatif yakni urut syaraf telinga. Setelah hampir 4 tahun menjalani perawatan medis dan perawatan alternatif, kondisi telinga Nuri tidak ada perkembangan yang signifikan.
Saat ini, kegiatan sehari-hari Nuri adalah menari dan bermain bersama teman-temannya dan keponakan (anak dari kakak pertama Nuri). Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan formal karena ia menolak dan merasa kesulitan mengikuti pembelajaran di sekolah.
Alasan ia tidak masuk sekolah di SLB (Sekolah Luar Biasa) karena lokasinya yang lumayan jauh dari rumah serta adanya penolakan dari Nuri yang belum merasa nyaman berinteraksi di lingkungan sekolah.
Meskipun dunianya tanpa suara, Nuri menemukan keajaiban dalam gerakan. Dengan setiap langkahnya, ia mengikuti tarian yang indah dan penuh makna. Meski tanpa kata-kata, senyum Nuri mampu menyampaikan kegembiraan dan simbol keberanian melalui keindahan gerakannya.
Adanya keterbatasan finansial menjadi penghalang bagi Nuri untuk mempunyai Alat Bantu Dengar. Alat tersebut cenderung memiliki biaya yang tinggi, tetapi sangat bermanfaat bagi Nuri.
Alhamdulillah karena kebaikan sobat sehat semua, LKC Dompet Dhuafa telah menyalurkan bantuan Alat Bantu Dengar (ABD) untuk Nuri Maulida.
“Terima kasih kepada LKC Dompet Dhuafa telah membuka peluang bagi adik saya untuk mendengar dunia. Semoga kebaikan yang diberikan kepada adik saya menjadi berkah,” ujar Nuryanti sebagai Kakak Kandung Nuri Maulida.
Oleh Amira N (Editor: Budi S) - 11 Des 2023 - 00:00:00