Artikel Sehat Milik Semua
Jangan Lupakan Sejarah, 5 Tahun di Awal Berdirinya LKC untuk Sehatkan Indonesia
LKC.DOMPETDHUAFA.ORG, Ciputat - Tepat pada tanggal 6 November 2001 lalu LKC memulai perjalanannya, sebelum itu di bulan September 2001, para pengurus melayangkan perijinan teknis ke Departemen Kesehatan. Sewaktu ijin masih dalam proses, dengan semangat untuk segera menebar manfaat, pada 17 Oktober 2001 LKC telah menerima pasien-pasien mustahik.
Orang Miskin Biasanya ditolak Rumah sakit, di LKC Justru Orang Kaya yang Ditolak Ada pernyataan menarik dari dr. Piprim B. Yuniarso yang menjabat sebagai direktur pertama LKC kala itu, dikutip dari majalah Maesto yang diabadikan dalam buku berjudul Mengelola Pelayanan Kesehatan Untuk Dhuafa karya Eva Rohilah dan Rulli Nasrullah, saat itu dr. Piprim mengatakan "Cukup lama diskusi, sampai akhirnya lahir layanan cuma-cuma untuk orang dhuafa. Kami tak ingin nanti ada perbedaan senyum dan layanan dari petugas kesehatan jika ada pasien yang bayar dan tidak bayar. Jadi supaya senyumnya seragam, kami putuskan hanya untuk orang miskin dan cuma-cuma, dan tidak terima orang kaya. Jadi, kalau orang miskin yang biasanya ditolak di rumah sakit, di sini orang kaya yang ditolak," katanya saat itu.
Tepat 3 hari sebelum diresmikannya LKC, 3 November 2001, masyarakat berduyun-duyun menghampiri gedung yang letaknya di antara ruko-ruko, sebuh kompleks tepat berada di pinggiran jalan, visualisinya sekarang lebih mudah jika dikatakan "setelah flyover ciputat dari arah Parung ke Jakarta, pas sebelah kiri depan pom bensin,". Masyarakat berkumpul merayakan kehadiran sebuah layanan kesehatan gratis yang menjadi primadona semua warga saat itu, utamanya warga miskin.
3 hari setelahnya, iring-iringan mobil kenegaraan melaju menuju gedung Mega Mall, tersiar kabar saat itu ke seluruh penjuru, Wakil Presiden Hamzah Haz berserta jajaran, departemen kesehatan, semua orang-orang penting dan tersohor berdiri berjejer di depan prasasti hitam bertuliskan, "Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Gedung Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Republika Diresmikan Oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. Hamzah Haz, Ciputat, 6 November 2001,".
Sejak saat itu, pemulung sampah, tukang becak, pedagang kaki lima, mereka yang selama ini tidak bisa menjangkau pelayanan kesehatan, berbondong-bondong menghampiri LKC. Ruang-ruang periksa penuh setiap harinya, kawasan mega mall menjadi ramai oleh pengunjung LKC.
Lebih hebat lagi, saat itu ketika belum tersohor tentang konsep pelayanan sehat untuk masyarkat (bakti sosial), LKC sudah mengusung konsep Aksi Layan Sehat, konsepnya lebih paripurna, tidak sekedar membuka meja kemudian menggelar pemeriksaan kesehatan dasar, tim medis LKC pun menyambangin masyarakat yang berlokasi jauh dari Gerai Sehat Ciputat (nama layanan kesehatan LKC saat itu).
Bukan hanya memberi pelayanan kesehatan, jauh sebelum diusulkannya upaya promotif saat ini, dahulu LKC sudah melakukan edukasi kepada masayakat lewat program edukatif.
Ribuan Pasien Setiap Bulan Berlandaskan dana LKC merupakan dana ZISWaf (donasi masyarkat yang tediri zakat, infak, shodaqoh, wakaf dan dana masyarakat lainnya dari perorangan, kelompok maupun lembaga yang halal dan legal), resmilah bahwa identitas LKC sejatinya adalah milik masyarakat dan merupakan amanah bagi para pengelolanya.
LKC menerapkan sistem kepesertaan bagi kaum dhuafa yang ingin berobat, sistem ini didesain sederhana tapi tetap amanah, kaum dhuafa dapat mendaftarakan diri secara langsung atau direkomendasikan oleh RT/RW/Lurah untuk menjadi peserta dengan melengkapi persyaratan (fotokopi KTP, Fotokopi Kartu Keluarga dan surat keterangan tidak mampu). Kartu peserta (nama kememberan LKC dahulu) berjangka waktu 1 tahun, jika habis maka LKC akan mensurvei kembali. Peserta LKC diharapkan dapat pulih dari garis kemiskinan, karena LKC bermitra secara menyeluruh dengan dhuafa. Jika belum mampu, maka akan diperpanjang untuk jangka waktu 1 tahun berikutnya.
Di dalam gedung, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma merilis angka fantastis dengan rerata kunjungan pasien menyentuh angka 2.000 lebih tiap bulannya kala itu (tahun 2002-2006). Belum lagi untuk pelayanan luar gedungnya.
Disinyalir saat itu LKC akan tetap eksis sampai jangka waktu yang lama karena memiliki program layanan yang variatif, dengan konstruksi konsep pelayanan dalam gedung dan luar gedung, dan prediksi itu terbukti, sampai sekarang eksistensi LKC tak diragukan lagi, dengan berbagai transformasi dan inovasi, LKC masih ada dan bahkan melahirkan LKC LKC baru di 12 Provinsi se-Indonesia, dan berhasil menebar manfaat kepada jutaan orang yang membutuhkan.
Dahulu LKC menamai pelayanan dalam gedung dengan sebutan Gerai Sehat Ciputat, tentu karena lokasinya berada di Ciputat, meski cuma-cuma, fasilitas Gerai Sehat Ciputat tergolong cukup lengkap untuk ukuran pelayanan kesehatan saat itu. Pelayanannya meliputi, rawat jalan, rawat inap, rujukan, laboratorium, radiologi, farmasi dan pelayanan gizi. Sejarah mencatat di awal kehadirannya, LKC juga memiliki 2 gerai sehat, yaitu Gerai Sehat Cipulir dan Gerai Sehat Bekasi. Walau kedua gerai itu tinggal sejarah, tapi itu merupakan cikal bakal dari pendirian gerai-gerai sehat yang kini ada dan tersebar di 5 provinsi berbeda, (Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi).
Pelayanan Luar Gedung Layanan luar gedung terdiri dari Daerah Binaan, Pos Sehat, Aksi Layan Sehat dan Aksi Tanggap Bencana (Sigap Bencana). Daerah binaan berfokus pada upaya revitilisasi posyandu di daerah miskin yang disebut Pondok Keluarga dan Masyarakat Sehat (PMKS), karakteristik daerah binaan ini adalah daerah miskin-kumuh perkotaan (urban), tahun 2002 wilayah daerah binaan ini meliputi wilayah Tanjung Lengkong (Jatinegara), Pondok Labu (Cilandak), Sukawijaya (Keb. Bekasi), Bunajaya, Senanam. Kegiataan daerah binaan ini diarahkan pada pembinaan kader sehat, mengoptimalkan peran lembaga masyarakat lokal dalam mengatasi masalah kesehatan.
Selain itu ada juga program Pos Sehat, secara definitif Pos Sehat ini merupakan upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat miskin melalui upaya promotif dan preventif. LKC dahulu mengambil konsentrasi masyarakat miskin yang menjadi member LKC di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Pemberdayaan kesehatan ini terwujud dalam partisipasi masyarakat, karenanya langkah yang ditempuh adalah dengan bermitra dengan elemen lokal (puskesmas, sekolah, karang taruna, yayasan sosial dan masjid) dalam upaya menggelar kegiatan-kegiatan promotif dan preventif. Sebagi fasilitator, LKC berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat miskin akan permasalah kesehatan yang mereka hadapi. Konsep Pos Sehat adalah pemberdayaan kesehatan yang berakar dari masyarakat. 3 lembaga lokal di awal-awal Pos Sehat pertama kali adalah, Masjid At-Taqwa Bintaro sektor 3, Masjid Al-Munawwaroh, Winata Jaya, Pamulang, dan Masjid At-Taubah Pamulang.
Selanjutnya adalah Aksi Layan Sehat (ALS), sesuai dengan tujuan diawal pada tulisan ini, ALS memiliki konsep untuk memberi layanan masyarkat yang jauh dari LKC. Awalnya ALS hanya disasarkan pada kantong kemiskinan di Jabotabek, tapi setelah dilakukan evaluasi ALS diamanahi untuk menyiapkan daerah binaan agar pelayanannya dapat lebih banyak memberi manfaat danlebih terukur. Terhitung di tahun 2002 sampai 2005 total 38.726 orang berhasil dijangkau oleh kegiatan ALS.
Terakhir adalah Aksi Tanggap Bencana (Sigap Bencana), kegiatan ini merupakan bentuk pelayanan LKC bagi korban bencana. Tak tanggung-tanggung, lewat Sigap Bencana LKC berhasil menangani sebanyak 6.167 pasien dari tahun 2002-2005. Pertama untuk korban tsunami di Aceh, LKC bersinergi dengan ExxonMobil Oil Indoneisa mengadakan kegiatan dari September 2005 s/d Februari 2006 (6 bulan). Bentuk layanan berupa layanan kesehatan dasar, kesehatan ibu dan anak, pembinaan ruhani, snaitasi, serta pembinaan kader sehat. Mei 2006, LKC mengirim tenaga relawan dan medis untuk pegungsi kawasan gunung merapi di Kaliurang, Yogyakarta. Dalam kegitan Sigap Bencana, LKC selalu bersiergi dengan pihak lain jejaring Dompet Dhuafa dan lembaga sosial lain yang perduli.
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa terus bertransformasi dan berivonasi, menselaraskan dengan kebutuhan zaman serta menawarkan berbagai solusi untuk masalah kesehatan di Indonesia. 23 Tahun LKC Dompet Dhuafa hadir bersama masyarakat melalui berbagai program, berkolaborasi, bertransformasi dan berinovasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sumber: Buku Mengelola Pelayanan Kesehatan Untuk Dhuafa, Eva rohilah & Rulli Nasrullah
Oleh Budi S - 7 Nov 2024 - 00:00:00